Dirunut dari sejarahnya, outbound yang dilaksanakan di alam terbuka dapat membuat peserta melupakan kepenatan dan ketegangan dari aktivitas dan rutinitas keseharianya, sehingga setelah melaksanakan outbound training peserta dapat lebih segar kembali dalam aktivitasnya. Pelatihan outbound pun dapat meningkatkan rasa kebersamaan dalam lingkup team outbound training maupun masyarakat. Dan juga mampu menggali potensi peserta agar dapat mengembangkan kemampuan pribadinya melalui tantangan-tantangan mental dan fisik saat outbound, sehingga selalu lebih siap untuk menghadapi tantangan pekerjaan atau karir.
Kata Outbound (di Indonesia) awalnya berasal dari Negara Inggris yang merupakan nama sebuah program, “Outward Bound School”. Outward Bound adalah ide pendidikan inovatif yang dikreasikan oleh Kurt Hahn yang telah bertahan dan berkembang selama lebih dari enam puluh tahun. Fakta Ini dapat dikatakan luar biasa karena begitu banyak metode pendidikan yang muncul dan tenggelam selama periode ini.
Penemu metode outward bound atau lebih dikenal outbound training adalah Kurt Hahn telah meninggal pada tahun 1974 tetapi pengaruhnya dalam Outward Bound dan inisiatif pendidikan lainnya masih hidup hingga saat ini. Beliau lebih menekankan tercapainya tujuan daripada melatih fokus, dengan menggunakan cara yg sangat fleksibel, beragam dan sangat adaptatif. Begitu pula dengan metode Outbound Training, dengan programnya yang boleh dikatakan “tidak lazim”.
Outward Bound atau yang lebih dikenal dengan Outbound sekarang ini sudah mulai menjamur di kalangan masyarakat. Outbound adalah sebuah metode pelatihan, terapi atau pembelajaran yang menggunakan alam sebagai medianya ,di mana individu atau kelompok yang setiap harinya hidup dengan kejenuhan karena aktifitas yang dilakukan diberikan sebuah pelatihan di alam terbuka untukmenghilangkan kejenuhan yang dialaminya.
Dewasa ini banyak para pakar psikolog termasuk konsultan psikologi menggunakan metode pelatihan outbound untuk upaya terapi kejiwaan salah satunya. Outbound sebagai metode terapi tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan di alam bebas (di luar ruangan) dimana didalamnya dilakukan permainan-permainan olahraga yang bersifat menantang, membutuhkan semangat juang tinggi, dan membutuhkan pemikiran yang tidak sedikit tetapi sangat menyenangkan.
Metode outbound telah banyak digunakan oleh banyak kalangan, instansi, sekolah, bahkan perusahaan-perusahaan besar . Ini karena metode ini memang dirasa banyak manfaatnya oleh semua kalangan. Bahkan apabila melihat sejarah, karena dirasa banyak manfaat dari metode outbound ini sejak tahun 1821 telah didirikan Round Hill School yaitu sekolah dengan metode pelatihan alam terbuka.
As’adi Muhammad (Adrianus dan Yufiarti, 2006: 42), mengatakan Pada dasarnya pelatihan outbound menganut prinsip learning by doingtrial and refinement (belajar sambil mengulang-ulang dan berusaha untuk memperbaiki) serta lifelong learning (belajar sambil melakukan sesuatu), (belajar sepanjang hayat).
Mereka (penyandang cacat/anak dengan berkebutuhan khusus) dapat belajar secara alami dan bersosialisasi dengan lingkungannya di kegiatan outbound. Menurut Ardianus dan Yufiarti dalam As’adi Muhammad (2006: 44) ”outbound sebagai permainan kecerdasan.” Oleh karena itu, berbagai manfaat didapat mereka dalam proses belajar mengajar dengan kegiatan outbound. Seperti halnya outbound sebagai sarana untuk melatih dalam mengembangkan fungsi mata, telinga, dan latihan otot.
Kegiatan itu juga dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak. Adrianus dan Yufiarti mengatakan: Metode outbound sangat efektif karena memanfaatkan seluruh potensi dalam diri siswa melalui berbagai aktivitas permainan. Dengan demikian kegiatan outbound ini tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif siswa, tetapi juga melibatkan ranah afektif dan konasi (psikomotor) (2006: 42).
Aktifitas outbound juga dapat menjaga otak agar terus bergerak dalam melaksanakan kegiatan. Adrianus dan Yufiarti dalam As’adi Muhammad (2006: 44) mengatakan bahwa ”selain itu outbound terdapat, unsur-unsur pengembangan kreativitas, komunikasi, mendengarkan efektif, kerjasama, motivasi diri, kompetisi, problem solving dan percaya diri.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.