Pernah mendaki gunung? Dalam kegiatan di alam bebas, pendakian gunung termasuk kegiatan yang paling serius persiapannya, termasuk dalam hal ini adalah persiapan peralatan yang akan dibawa.
Secara umum bisa disebutkan bahwa berhasilnya kegiatan berkemah atau berkegiatan di alam terbuka selain ditentukan perencanaan yang baik juga perlu didukung peralatan dan perbekalan yang tepat. Peralatan adalah barang-barang yang dipakai, dibawa dan digunakan untuk berkemah, sedangkan perbekalan adalah bahan-bahan makanan dan minuman.
Dalam merencanakan peralatan dan perbekalan, beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. menentukan jenis dan tujuan perjalanan (misal: mencari lokasi baru, penjelajahan, latihan, penelitian, kemanusiaan/ sar, dan lain-lain)
2. mengenal jenis medan yang akan dihadapi (misal: hutan, rawa, tebing, dan lain-lain) dan bahaya yang mungkin muncul dalam perjalanan
3. mengetahui lamanya perjalanan
4. mengetahui keterbatasan kemampuan fisik
5. memperhatikan hal-hal khusus (misal: obat-obatan tertentu, dan sebagainya).
Prinsip merencanakan peralatan adalah “Maximum Utility In Minimum Weight”, artinya semaksimal mungkin peralatan yang dibawa dengan berat seminimal mungkin. Perhitungan beban total untuk perorangan sebaiknya tidak melebihi sepertiga berat badan (atau sekitar 15 sampai 20 kg). Walaupun beberapa ada yang mempunyai kemampuan sampai setengah berat badannya. Jadi kalau berat badannya 65 KG, sebaiknya membawa tidak lebih dari 20Kg. Berdasar pengalaman pribadi, berat ransel 10 KG sudah akan menyulitkan dalam perjalanan.
Peralatan perjalanan terbagi terbagi dalam perlengkapan dasar, perlengkapan tambahan dan perlengkapan khusus. Istilah yang sering saya gunakan yaitu DATAKU (dasar, tambahan, khusus)
1. Peralatan Dasar (basic equipment), meliputi:
a. peralatan untuk pergerakan (movement equipment)
b. peralatan tidur (sleeping equipment)
c. peralatan navigasi (navigation equipement)
d. peralatan berlindung (shelter equipment)
e. peralatan untuk memasak, makan, minum (cooking and dining equipment)
f. peralatan untuk MCK (toilet equipment)
2. Peralatan Tambahan (additional equipment)
3. Peralatan Khusus (special equipment), yang disesuaikan dengan jenis perjalanan.
Perlengkapan khusus diantaranya:
a. peralatan dokumentasi/observasi (kamera, video, buku, dan alat-alat khusus lainnya).
b. peralatan panjat tebing (tali, carabiner, chock, piton, dan sebagainya).
c. peralatan penyusuran sungai (perahu, dayung, pelampung, dan lain-lain).
d. Peralatan penyusuran gua
e. Peralatan menyelam
f. Peralatan paralayang, dll
Mengingat pentingnya penyusunan peralatan dalam suatu perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan sebaiknya disusun terlebih dahulu sebuah check list (daftar perlengkapan). Dalam check list, peralatan dikelompokkan kemudian diteliti apa yang perlu dibawa atau tidak.
Apabila perjalanannya adalah perjalanan kelompok, maka dibuat check list untuk peralatan regu dan pribadi. Dalam perjalanan besar dan cukup lama, perlu kita tentukan apakah peralatan akan kita bawa sendiri ataukah menggunakan pembawa beban, kemudian apakah semua peralatan dan perbekalan akan kita bawa sejak awal ataukah dapat diperoleh di perjalanan.
1. Peralatan Dasar adalah sebagai berikut
a. Peralatan Pergerakan (movement equipment)
1) Sepatu
Sepatu yang dibawa harus sesuai dengan maksud perjalanan kita. Oleh karena itu pilih sepatu yang:
a) sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki.
b) harus sejauh mungkin menguntungkan si pemakai.
c) harus kuat untuk pemakaian yang berat.
Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) melindungi tapak kaki sampai mata kaki (melindungi sendi kaki dan ujung jari kaki).
b) berkulit tebal, tidak mudah sobek apabila terkena duri-duri.
c) lunak bagian dalam, masih memberikan ruang gerak bagi kaki, agar tidak lecet
d) keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur pada batu-batu. tidak dianjurkan untuk memakai sepatu pekerja tambang, yang pada bagian depannya sangat keras karena memakai besi. selain berat juga dapat merusak jari kaki jika terjadi perubahan suhu.
e) bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku. biasanya bentuk solnya bergerigi dengan dua arah, yang satu ke depan dan lainnya ke belakang. gunanya untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan yang menurun.
f) ada lubang ventilasi yang bersekat halus sehingga air dan udara dapat lewat untuk pernapasan kulit telapak kaki.
Sepatu tentara cukup baik untuk dipergunakan, namun disarankan untuk membeli yang bekas karena kulitnya sudah lemes sehingga tidak membuat lecet kulit.
Tipe-tipe sepatu yaitu:
a). Light Hiker atau Trail Boots ; terbuat dari campuran bahan fabric (bahan seperti yang dipakai untuk ransel) dan kulit. Solnya fleksibel dan ringan. Jenis sepatu ini cocok digunakan untuk Day Trips atau perjalanan satu atau dua hari dengan membawa ransel yang ringan. Jenis ini juga sangat cocok digunakan di areal perkemahan
b). Off Trail Boots ; terbuat dari kulit hingga bagian atasnya, menutupi bagian mata kaki. Solnya mempunyai hak dan mempunyai ankle support di bagian atasnya. Jenis ini cocok untuk dipakai pada perjalanan dua atau lima hari dengan ransel ukuran yang agak berat.
c). Rough Trail ; terbuat dari kulit hingga atas, menutupi bagian atas mata kaki. Ukurannya tinggi dan mempunyai ankle support yang kokoh dan kuat serta solnya lebih agresif dengan kembang sole yang cukup tajam. Jenis ini cocok dipakai untuk perjalanan panjang dengan ransel ukuran besar dan medan yang berat.
d). Double Boots (Mountaineering Boots) ; Lapisan luarnya terbuat dari plastik, dan ada boot lapisan dalamnya. Sol dengan kembang yang agresif, serta ada cantelan crampon. Jenis ini cocok untuk extreme mountaineering pada medan bersalju, karena mampu menjejakkan kaki di medan salju dan menahan hawa dingin.
Dalam penggunaannya, beberapa hal harus diperhatikan ketika menggunakan sepatu gunung.
a) Lecet. Walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu kenyamanan perjalanan. Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang dikenakan kurang cocok (terlalu longgar atau sempit), kaus kaki yang kurang tebal, ataupun sepatu masih baru dan kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki dengan baik, sering-seringlah membuka sepatu dan mengontrol kaki. Jaga kebersihan kaki dan kaus kaki (usahakan agar kaus kaki selalu kering). Yang terpenting, Anda harus mengenal sepatu yang digunakan. Sepatu yang Anda pakai di lapangan sebaiknya sepatu yang sudah sering digunakan (tentu saja keadaannya masih layak dipakai).
b) Bersihkan kaus kaki, sepatu, dan perlengkapan sepatu lainnya sesering mungkin.
c) Jangan mengeringkan sepatu terlalu dekat pada panas yang ekstrim (dekat tungku api/api unggun, sinar matahari yang terik). Karena akan menyebabkan sepatu cepat rusak.
d) Untuk sepatu kulit seperti sepatu tentara, semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam lemak atau grease agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.
2) Kaus Kaki
Yang perlu diperhatikan pilih kaus kaki yang menyerap keringat. Kaus kaki berguna untuk melindungi kulit kaki dari pergesekan langsung dengan kulit sepatua bagian-bagian sepatu yang dapat menimbulkan luka/lecet, juga untuk menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas, dan menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah yang dingin.
Untuk keperluan di atas, bahan kaus kaki yang terbuat dari katun atau dicampur dengan wool atau bahan asintetis lainnya cukup baik. Sesuaikanlah ketebalan dan panjang kaus kaki dengan keperluan. Mungkin Anda perlu memakai lebih dari satu pasang kaus kaki.
Yang perlu diingat adalah harus selalu memakai kaus kaki yang kering. Untuk itu sesuaikanlah jumlah kaus kaki yang akan dibawa. Dianjurkan untuk selalu membawa kaus kaki cadangan dalam setiap perjalanan. Untuk perjalanan lama dan menempuh daerah dingin, sebaiknya digunakan dua lapis kaus kaki.
3) Celana Lapangan
Yang perlu diperhatikan pilih celana lapangan yang kuat, lembut, ringan, tidak mengganggu gerakan kaki (artinya jahitannya cukup longgar), praktis terbuat dari bahan yang menyerap keringat, mudah kering (bila basah tidak menambah berat).
Yang perlu diperhatikan pilih celana lapangan yang kuat, lembut, ringan, tidak mengganggu gerakan kaki (artinya jahitannya cukup longgar), praktis terbuat dari bahan yang menyerap keringat, mudah kering (bila basah tidak menambah berat).
Untuk keperluan di atas, bahan celana yang terbuat dari katun cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri, mudah kering. Contoh yang baik untuk jenis ini adalah PDL atau celana loreng tentara. Bahan jeans tidak boleh dibawa, karena selain berat dan kaku juga sukar kering jika basah.
Pilihlah celana yang memakai tertutup atau ber-retsleting agar mengurangi kemungkinan pacet/lintah memasuki badan, juga agar mudah membukanya bila diperlukan. Desain celana disesuaikan dengan kebutuhan. Celana tanpa kantung kurang praktis, tetapi terlalu banyak kantung pun akan terlalu merepotkan.
Kantung-kantung celana sebaiknya memakai tutup yang mudah dibuka tetapi aman, dan kantung tersebut harus mudah dijangkau. Ada baiknya juga apabila bagian-bagian tertentu celana diperkuat, misalnya pada bagian lutut atau pantat, biasanya ada tambahan bahan sehingga menjadi dobel bahannya. Jika sering harus mengangkat lutut, sebaiknya dibuat rimpel pada jahitan celana di garis lutut sehingga daerah lutut agak menggembung. Ini berguna agar gerakan lutut lebih leluasa. Khusus pada bagian tempat ikat pinggang harus kuat.
4) Baju Lapangan
Yang perlu diperhatikan pilih baju lapangan yang melindungi tubuh dari kondisi sekitar, kuat, ringan, tidak mengganggu pergerakan, terbuat dari bahan yang menyerap keringat, praktis dan mudah kering apabila basah. Hati-hati menggunakan pakaian berwana hitam karena akan menyerap panas dibanding yang berwarna putih. Sebagian ular akan bereaksi terhadap pakaian berwarna hitam bukan karena warnanya tetapi karena pakaian itu menyerap panas sehingga dipandang sebagai musuh.
Prinsipnya sama saja dengan celana jalan, namun perlu juga diperhatikan jangan sampai kantung-kantungnya mengganggu jika diisi atau tertekan ransel. Untuk baju jalan sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dan menyerap keringat. Bentuknya harus bertangan panjang untuk menghindari tertusuk duri-duri, sengatan matahari, maupun binatang berbisa. Jangan lupa membawa jaket yang tebal karena udara gunung pada malam hari bisa sangat dingin.
Sering orang salah kaprah, untuk perjalanan pantai mereka memakai baju berlengan pendek atau bahkan baju tanpa lengan. Padahal itu tidak baik, karena kulit dapat rusak akibat sengatan sinar matahari secara langsung. Harus pula diingat, pakaian yang dikenakan haruslah kering, terutama jika dipakai tidur. Untuk itu sangat dianjurkan untuk membawa pakaian cadangan.
5) Topi Lapangan
Yang harus diperhatikan pilih topi lapangan yang melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri atau sengatan panas, dan melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang. Topi yang dikenakan haruslah kuat dan tidak mudah robek. Untuk keperluan tersebut, terutama untuk medan gunung hutan, dianjurkan memakai topi rimba.
Jenis topi rimba selain melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri juga melindungi bagian belakang kepala dari curahan air hujan atau embun. Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan. Selain akan menghalangi gerak juga kurang praktis.
6) Sarung Tangan
Untuk medan gunung hutan, kegunaannya adalah untuk melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri, menyibakkan semak tanpa rasa takut tertusuk duri, juga melindungi tangan dari kemungkinan cedera akibat daun-daun berbahaya, binatang-binatang kecil yang dapat membual gatal.
Pilih sarung tangan yang sesuai dengan bentuk tangan, ini terutama untuk sarung tangan yang terbuat dari kulit. Apabila terbuat dari bahan lain seperti katun atau woll maka ini dipergunakan untuk menahan hawa dingin.
7) Ikat Pinggang (tactical belt)
Pilihlah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala gesper yang tidak terlalu besar tetapi kuat. Misalnya dari kulit yang tebal tetapi lembut atau dari bahan sintetis lainnya. Bahan yang terbaik adalah bahan webbing tebal yang biasanya diambil dari bahan sisa pabrik, ini cocok dipakai karena kuat dan bisa disambung jika ada keperluan survival.
Kegunaan ikat pinggang, adalah menjaga agar celana tidak melorot dan tetap pas di pinggang. Untuk model ikat pinggang kopel tentara memiliki banyak slot (lubang) untuk meletakkan alat-ali yang perlu cepat dijangkau seperti pisau, tempat air minum (Veltples), tempat alat-alat menulis, dan lainnya.
8) Ransel
Pilih ransel yang ringan, kuat, sesuai kebutuhan medan yang dilalui, nyaman dipakai dan praktis. Ransel sejauh mungkin tidak merupakan beban tambahan yang berlebihan. Bayangkan bila berat ransel kosong Anda sudah 5 kg, apalagi kalo ditambah isinya !
Pilih ransel yang ringan, kuat, sesuai kebutuhan medan yang dilalui, nyaman dipakai dan praktis. Ransel sejauh mungkin tidak merupakan beban tambahan yang berlebihan. Bayangkan bila berat ransel kosong Anda sudah 5 kg, apalagi kalo ditambah isinya !
Ransel harus mampu membawa beban dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah robek, jahitannya tidak mudah lepas, retsletingnya cukup kokoh, dan sebagainya. Pokoknya kuat!
Ransel yang dipakai haruslah sesuai dengan keadaan medan yang dihadapi. Untuk medan gunung hutan, tidak dianjurkan untuk memakai ransel dengan rangka luar (external frame). Ini akan menyulitkan pergerakan jika melewati semak. Ransel jenis tersebut cocok digunakan pada medan-medan datar, terbuka (salju, padang rumput, pantai).
Pada masa dulu dianjurkan agar memakai ransel yang mempunyai rangka. Rangka ini perlu agar berat beban merata dan seimbang ke seluruh tubuh. Rangka ini juga membuat kenyamananan karena adanya ventilasi antara tubuh/ punggung dengan ransel. Bagi ransel dengan rangka di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambah dengan bahan yang menyerap keringat pada bagian yang bersentuhan dengan punggung.
Namun pada masa kini sudah banyak ransel tanpa frame (rangka) tapi sudah memiliki bentuk yang bagus dan ergonomis. Tipe ransel ini akan lebih ringan dibawa, khususnya untuk kegiatan ekspedisi atau pendakian yang tidak telalu lama waktunya.
Tali penyandang ransel haruslah kuat, cukup lebar, serta empuk, dan mudah disetel. Juga hip belt untuk mengatur agar ransel menempel dengan baik ke tubuh serta membantu pembagian berat beban. Tali ransel - webbing - sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dengan anyaman yang tidak longgar, sehingga dapat disetel dengan mudah.
Kantung-kantung tambahan pada ransel serta pembagian ruangan akan memudahkan mengambil barang-barang tertentu. Sekarang ini banyak sekali macam ransel dengan berbagai model, ukuran, bahan, serta harga yang bervariasi di toko-toko. Ketelitian Anda memilih akan banyak menentukan.
Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang baik. Untuk itu pilihlah ransel yang sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya Anda lengkapi ransel dengan kantung tambahan atau Anda bawa.
Ransel untuk perjalanan satu hari atau satu malam (dikenal dengan day pack), cocok untuk memudahkan pergerakan. Perhatikan beberapa gambar daypack di bawah ini.
Ransel untuk perjalanan satu hari atau satu malam (dikenal dengan day pack), cocok untuk memudahkan pergerakan. Perhatikan beberapa gambar daypack di bawah ini.
Mengencangkan tali penyandang ransel sambil melonggarkan tali pinggang akan mengurangi tekanan pada pinggang, dan demikian sebaliknya. Gunakan teknik ini berganti- ganti untuk mengurangi rasa pegal pada pinggang dan bahu saat perjalanan. Posisi ransel paling nyaman adalah setinggi mungkin pada punggung atau bahu. Jangan sampai posisi ransel menggantung di pantat, karena itu akan membuat anda lebih tidak nyaman, cepat lelah dan pinggang terasa sakit.
9) Senter (lampu)
Senter adalah penerang ketika malam hari. Lampu senter disini termasuk batere cadangannya. Saat ini banyak dijual senter dengan baterai charger, selain praktis dan lampunya yang cukup menerangi areal lokasi atau interior tenda, juga mudah diisi apabila tenaganya habis. Senter merupakan alat pergerakan yang wajib dimiliki untuk perjalanan di malam hari.
10) Jas Hujan (rain coat)
Jas hujan merupakan peralatan pergerakan karena untuk medan gunung hutan tropis di Indonesia, kemungkinan turunnya hujan itu sangat tinggi sehingga jas hujan harus selalu standby. Kalaupun tidak digunakan jas hujan harus selalu berada di tempat yang mudah dan cepat dijangkau oleh tangan ketika bergerak. Biasanya di ransel ada tempat di bagian paling atas untuk menyimpan jas hujan atau penutup ransel.
Jas hujan ada yang berbentuk pakaian dan ada yang berbentuk lembaran. Jas hujan model tentara sangat baik dalam medan gunung hutan, selain karena bentuknya yang kokoh, bahannya anti air, juga bisa digunakan sebagai tempat perlindungan (shelter) darurat.
11) Jam Tangan, diupayakan waterproof, karena kegiatan mountaineering sering berada di tempat basah misal karena kabut atau hujan. maupun medan berair seperti sungai atau danau.
12) Pisau belati, diupayakan belati yang digunakan tidak terlalu kecil, ukuran cukup besar dan bersarung, serta bisa digantung di pinggang. Pisau yang biasa digunakan di alam bebas adalah pisau saku serba guna (multi blade), pisau pinggang dan golok tebas. Pisau belati adalah alat bantu bagi kita untuk keperluan menusuk, memotong, menyayat, melempar, dan yang terpenting sebagai alat bantu kita untuk membuat api (memotong kayu tipis-tipis, ranting).
Pisau adalah teman pengembaraan. Beberapa pisau yang bermanfaat banyak yaitu :
a) Pisau Bowie.
Pada dasarnya termasuk jenis fighting knife, sangat efektif untuk menusuk dan memotong tapi cukup memadai untuk menetak dan melempar. Karena sifatnya, banyak jenis pisau survival yang mengambil desain dasar pisau ini. Pisau jenis ini didesain oleh James Bowie yang legendaris.
b) Pisau Komando.
Pisau komando didesain pertama kali oleh Sykes dan Kolonel Fairbirns yang dibuat untuk pasukan komando Inggris. Pisau ini pertama kali dipakai pada Perang Dunia II di Perang Shanghai.
Pisau komando adalah khas pisau penusuk, baik digunakan sebagai pisau lempar. Pisau jenis ini kurang baik untuk dipakai menetak, menyayat, karena akan banyak menghabiskan tenaga.
c) Pisau Pengulit (Skinner)
Pisau ini khusus untuk menguliti binatang buruan karena biasanya tipis dan sangat tajam. Artinya sudut mata pisau sangat kecil. Bagian ujung pisau agak melengkung. Ukurannya macam-macam, tergantung keperluan.
Untuk jenis perjalanan di rimba (gunung hutan) sebaiknya Anda memakai jenis Pisau Bowie (hunting maupun survival), karena pisau jenis ini bisa dipakai dalam berbagai keadaan. Ditambah dengan golok tebas dan pisau multi blade, maka perjalanan Anda menjadi perjalanan yang akan memberikan kenyamanan.
Untuk jenis perjalanan di rimba (gunung hutan) sebaiknya Anda memakai jenis Pisau Bowie (hunting maupun survival), karena pisau jenis ini bisa dipakai dalam berbagai keadaan. Ditambah dengan golok tebas dan pisau multi blade, maka perjalanan Anda menjadi perjalanan yang akan memberikan kenyamanan.
Multi Blade
b. Peralatan Navigasi
Peralatan navigasi terdiri dari :
2) Peta, dibedakan antara peta sederhana maupun peta topografi
4) Petunjuk daerah yang dituju, seperti brosur, pamplet, dll. Apabila sedang melakukan survet atau mengunjungi daerah baru, jangan lupa untuk meminta brosur atau pamplet kepada petugas setempat. Ini akan membantu pengenalan terhadap lokasi baru tersebut.
Seluruh peralatan-peralatan navigasi tersebut merupakan peralatan sangat penting yang selalu harus dibawa. Bungkuslah selalu peta dengan plastik agar tidak cepat basah dan rusak. Untuk perjalanan pendek dan medan yang sangat dikenal mungkin peralatan navigasi tidak menjadi penting, tetapi akan sangat berguna dalam kegiatan cukup panjang seperti Diksar, Ekspedisi, atau apabila menghadapi situasi SAR.
1) Kantung tidur (sleeping bag). Secara umum bentuk sleeping bag terbagi ke dalam dua macam, yaitu sleeping bag dengan bentuk mumi dan bentuk tikar/selimut. Sleeping bag dengan bentuk tikar biasanya lebih disukai oleh mereka yang hobi melakukan travelling atau backpacker. Karena model tikar dapat dialihfungsikan menjadi selimut atau sebagai alas.
Sedangkan Sleeping bag dengan bentuk mumi akan lebih sering dipilih oleh mereka yang hobi melakukan kegaiatan di alam bebas seperti mendaki gunung, karena bentuknya yang hanya seukuran badan sehingga lebih nyaman dalam cuaca dingin. Berikut adalah contoh sleeping bag modek matras dan mummy.
2) Alas tidur (sleeping mat), dikenal dengan matras, ada yang tebal dan ada yang bisa diambil dari bahan bekas, seperti bahan bekas sol sepatu yang ketebalannya beragam.
3) Tutup kepala (balaklava) untuk menghangatkan kepala, cocok digunakan di medan yang sangat dingin
4) Pakaian kering sebagai pengganti/cadangan. Usahakan untuk tidur dengan pakaian yang kering, karena penurunan suhu tubuh bisa drastis terjadi jika memakai pakaian basah. Usahakan menyiapkan yang berukuran panjang, seperti celana panjang atau baju kaos panjang
5) Kaus kaki ganti, ini akan membantu kenyamanan istirahat dalam cuaca dingin sehingga ketika istirahat bisa menggunakan kaos kaki yang kering dan bersih
d. Peralatan Berlindung (shelter) terdiri dari :
1) Tenda
Berdasar bentuknya seperti kubah (dome), prisma, piramida, pleton, dan lain-lain. Berdasar rangkanya, ada tenda yang rangkanya di dalam (internal frame) dan ada yang rangkanya di luar (eksternal frame). Berdasar jumlahnya ada tenda khusus satu orang, dua orang atau lebih.
Berdasar bentuknya seperti kubah (dome), prisma, piramida, pleton, dan lain-lain. Berdasar rangkanya, ada tenda yang rangkanya di dalam (internal frame) dan ada yang rangkanya di luar (eksternal frame). Berdasar jumlahnya ada tenda khusus satu orang, dua orang atau lebih.
Tenda dom rangka dalam
Tenda dome rangka luar
Perbandingan Tenda Prisma dan Tenda Dome
Tenda Kerucut, biasa dibuat suku Indian
Tenda pleton untuk 50 orang
Tenda dome rangka luar
Perbandingan Tenda Prisma dan Tenda Dome
Tenda Kerucut, biasa dibuat suku Indian
Tenda pleton untuk 50 orang
2) Flysheet ; adalah lembaran tipis anti air yang bisa digunakan sebagai shelter, bentuknya lebar dan sedikitnya mampu menampung 6 orang, beratnya ringan. Karena spesifikasinya tersebut, flysheet menjadi alternatif sebagai shelter dalam perjalanan panjang.
3) Ponco atau jas hujan yang berlobang disisinya. Yang paling mudah ditemui adalah ponco tentara, baik yang berwarna hijau polos maupun loreng. Ponco bisa digunakan sebagai bivouac
4) Hammock, semakin banyak orang semakin menyukai hammock karena selain praktis, mudah dibawa karena tidak berat, kelebihan hammock dibanding tenda adalah tidak mudah basah karena bergantung di pohon. Sepanjanga ada batang pohon yang kuat maka hammock cocok digunakan. Sudah mulai banyak hammock yang dilapisi kelambu pada bagian atas sehingga anti nyamuk. Membawa hammock dan fly sheet akan sangat nyaman di gunung.
e. Perlengkapan masak dan makan, terdiri dari :
3) Ponco atau jas hujan yang berlobang disisinya. Yang paling mudah ditemui adalah ponco tentara, baik yang berwarna hijau polos maupun loreng. Ponco bisa digunakan sebagai bivouac
4) Hammock, semakin banyak orang semakin menyukai hammock karena selain praktis, mudah dibawa karena tidak berat, kelebihan hammock dibanding tenda adalah tidak mudah basah karena bergantung di pohon. Sepanjanga ada batang pohon yang kuat maka hammock cocok digunakan. Sudah mulai banyak hammock yang dilapisi kelambu pada bagian atas sehingga anti nyamuk. Membawa hammock dan fly sheet akan sangat nyaman di gunung.
1) Mess tin (panci susun), cooking set
3) Bahan bakar; banyak bahan bakar yang bisa digunakan seperti bahan bakar padat (parafin), cair (spirtus, minyak tanah), gas dan jel. Produk jel biasanya impor, ada juga produk jel dari lokal namun tidak berkembang karena banyak hal. Bahan bakar gel di klaim lebih hemat dibanding gas atau spirtus. Untuk perjalanan yang cukup jauh, sebaiknya bawa bahan bakar spirtus, karena lebih hemat, praktis dan ringan.
Untuk masa kini orang juga mulai membawa bahan pemanas kimia seperti geyser heating pack atau hand warmer di bawah ini. Caranya keluarkan hand warmer dari bungkus plastik lalu dikocok sampai terasa hangat. Bisa dimasukkan ke kantong jaket / coat. Ketahanan panas sampai dengan 16 jam. Kisaran suhu 40-63 derajat celsius. Hindari sentuhan langsung dengan kulit.
Memasak dengan menggunakan bahan bakar yang disediakan di alam merupakan kenikmatan sendiri, misalnya membuat perapian dari kayu bakar untuk memasak. Ini memang memerlukan teknik tersendiri karena juga berkaitan keamanan. Api kecil bisa menjadi teman tetapi api besar bisa menjadi berbahaya bagi pendaki dan peralatan yang dibawanya.
Para petualang sejati lebih menyukai memasak dengan menggunakan kayu, di luar negeri mereka menyebut berbagai alat untuk membakar kayu dengan Wood Burning Stove. Berikut adalah berbagai tungku portable untuk membakar kayu
a. Toaks Titanium Stove
b. Arnaud the combuis
c. G2 Firebox Stove
KOMPOR UNTUK CHARGER
Memasak dengan kayu bakar kini sudah bisa menggunakan tungku elektrik yang bisa menjadi pembangkit listrik mini, jadi memasak dengan kayu bakar sekaligus bisa mencharge barang elektronik. Salah satu merek nya adalah Tungku Elektronik Blower Kompor BRS 116
Untuk masa kini orang juga mulai membawa bahan pemanas kimia seperti geyser heating pack atau hand warmer di bawah ini. Caranya keluarkan hand warmer dari bungkus plastik lalu dikocok sampai terasa hangat. Bisa dimasukkan ke kantong jaket / coat. Ketahanan panas sampai dengan 16 jam. Kisaran suhu 40-63 derajat celsius. Hindari sentuhan langsung dengan kulit.
Para petualang sejati lebih menyukai memasak dengan menggunakan kayu, di luar negeri mereka menyebut berbagai alat untuk membakar kayu dengan Wood Burning Stove. Berikut adalah berbagai tungku portable untuk membakar kayu
a. Toaks Titanium Stove
b. Arnaud the combuis
c. G2 Firebox Stove
KOMPOR UNTUK CHARGER
Memasak dengan kayu bakar kini sudah bisa menggunakan tungku elektrik yang bisa menjadi pembangkit listrik mini, jadi memasak dengan kayu bakar sekaligus bisa mencharge barang elektronik. Salah satu merek nya adalah Tungku Elektronik Blower Kompor BRS 116
Atau dengan alat bernama Biolite Campstove berikut
4) Botol minuman outdoor, banyak model yang bisa digunakan. Kalangan tentara biasa membawa veldples sebagai botol minumnya, terbuat dari plastik tebal dan bisa disangkutkan di kopel (ikat pinggang). Sebaiknya pilih botol dari bahan plastik yang memiliki kode aman untuk diminun, namun lebih baik lagi apabila berbahan aluminium atau stainless steel karena akan aman apabila dimasukkan air panas. Botol yang terasa hangat akan membantu kehangatan badan dan juga kehangatan di dalam tenda.
5) Piring, gelas,
4) Botol minuman outdoor, banyak model yang bisa digunakan. Kalangan tentara biasa membawa veldples sebagai botol minumnya, terbuat dari plastik tebal dan bisa disangkutkan di kopel (ikat pinggang). Sebaiknya pilih botol dari bahan plastik yang memiliki kode aman untuk diminun, namun lebih baik lagi apabila berbahan aluminium atau stainless steel karena akan aman apabila dimasukkan air panas. Botol yang terasa hangat akan membantu kehangatan badan dan juga kehangatan di dalam tenda.
5) Piring, gelas,
6) Sendok, Garpu. Bawalah peralatan sendok dan garpu yang bisa dilipat karena lebih praktis dalam perjalanan.
f. Peralatan toilet, terdiri dari :
f. Peralatan toilet, terdiri dari :
1) Sabun
2) Shampo
3) Sikat gigi dan pasta gigi (agar praktis, ganggang sikat gigi bisa dipotong agar lebih pendek)
2. Peralatan tambahan, ini dibawa sesuai kebutuhan
a. Peralatan medis (P3K)
b. Jirigen, berguna bagi perjalanan menuju lokasi yang diperkirakan tidak ada sumber air
Jirigen 5 liter
jirigen 10 liter, bisa dilipat menjadi lembaran
Jirigen 5 liter
jirigen 10 liter, bisa dilipat menjadi lembaran
c. Plastik, bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk tempat sampah, tempat pakaian basah, dll
d. Pisau lipat (multi blade)
Pisau lipat
Card Knife
Multi Blade
e. Kamera, digunakan untuk mengambil dokumentasi perjalanan, jangan lupa bawa cover palindungnya agar tidak rusak di perjalanan, dan juga baterai cadangan. Menggunakan kamera HP untuk dokumentasi dirasakan cukup praktis, namun untuk perjalanan panjang, peralatan khusus kamera akan sangat membantu. Belum lagi untuk medan ketinggian, resiko berembun pada HP akan bisa merusak internal circuit HP itu sendiri.
f. Sandal, diperlukan ketika beraktifitas di sekitar kemah, sehingga sepatu bisa dicopot dan memberikan istirahat bagi kaki yang lelah berjalan
g. Putis, adalah pembalut betis yang terbuat dari kain katun atau wool. Para pengembara, pejalan kaki, tentara menggunakan putis untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam perjalanan panjang. Penyanga lutut atau betis ini banyak bentuk dan bahannya.
h. Gaiters adalah semacam bantalan setinggi lutut yang biasanya dibuat dari bahan kain atau nilon. Bagian atas (ujungnya) bertali seperti sarung bantal. Banyak dipakai oleh pekerja kayu, perintis jalan, atau yang sering melewati daerah rawa-rawa atau hutan basah yang banyak pacet atau lintah. Karenanya gaiters sering disebut dengan sarung anti pacet. Gaiters juga digunakan untuk menghangatkan bagian bawah kaki, sehingga sering dibawa dalam pendakian gunung es.
i. Kelambu, Untuk perjalanan yang melewati rawa-rawa atau tanah basah ada baiknya jika membekali diri dengan kelambu untuk melindungi diri dari serangan nyamuk. Untuk masa kini, berbagai model tenda dome banyak yang sudah mengadopsi kelambu dan dipasang di dalamnya.
3. Peralatan Khusus
h. Gaiters adalah semacam bantalan setinggi lutut yang biasanya dibuat dari bahan kain atau nilon. Bagian atas (ujungnya) bertali seperti sarung bantal. Banyak dipakai oleh pekerja kayu, perintis jalan, atau yang sering melewati daerah rawa-rawa atau hutan basah yang banyak pacet atau lintah. Karenanya gaiters sering disebut dengan sarung anti pacet. Gaiters juga digunakan untuk menghangatkan bagian bawah kaki, sehingga sering dibawa dalam pendakian gunung es.
i. Kelambu, Untuk perjalanan yang melewati rawa-rawa atau tanah basah ada baiknya jika membekali diri dengan kelambu untuk melindungi diri dari serangan nyamuk. Untuk masa kini, berbagai model tenda dome banyak yang sudah mengadopsi kelambu dan dipasang di dalamnya.
3. Peralatan Khusus
a. Peralatan khusus Panjat Tebing (climbing) dan Turun Tebing (rappeling)
Untuk panjat tebing, perlengkapan yang biasa digunakan adalah:
Untuk panjat tebing, perlengkapan yang biasa digunakan adalah:
1) Tali karmantel (statis dan dinamis).
2) Tali webbing
3) Sling
4) Chock
5) Piton.
6) Hammer
7) Etrier atau Stirrup
8) Harnes
9) Carabiner/cinci kait
10) Mailon Rapid
11) Ascender
12) Descender
13) Chalk bag
14) Shoes/sepatu panjat
15) Bolt Hanger
16) Helmet/Crash Hat,
b. Peralatan Khusus Navigasi:
1) Peta topografi
2) Kompas bidik
3) Kompas prisma
4) Altimeter
5) Penggaris segitiga
6) Busur derajat
7) Pensil, hapusan
8) Kertas kosong
c. Peralatan Dasar Selam (Skin Dive Equipment):
1) Mask
2) Snorkel
3) Fins (sepatu katak) : Foot Pocket, Open Heel, Adjustable Open Heel
4) Bouyancy/Life Vest
d. Peralatan Scuba (Scuba Equipment), selain empat peralatan diatas juga ditambah dengan:
1) Wet suit
2) Weight Belt
3) Tabung selam (Aqualung)
4) Regulator
5) Bouyancy Compensator Device (BCD)
6) Pisau Selam
7) Sarung tangan
8) Senter
9) Jam selam
10) Bag
e. Perlengkapan khusus ORAD (olah raga arus deras):
1) Perahu/kano/kayak
2) Dayung
3) Pelampung
4) Helmet
5) Tali pengaman
6) Pompa Tangan
f. Perlengkapan Khusus Photografi:
1) Kamera Digital
2) Handy Cam
3) Triangle
4) Baterai cadangan
5) Perlengkapan Rescue. Peralatan khusus untuk operasi penyelamatan disesuai dengan jenis penyelamatan yang akan dilakukan baik dari segi medan, cuaca, korban maupun methode yang akan digunakan.
Lihat juga The Mountaineers Ten Essentials
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.