Selasa, 09 Maret 2021

Pengantar Outbound Training

 

Organisasi merupakan satu wadah untuk mencapai tujuan bersama. Melalui organisasi tujuan bersama akan lebih mudah tercapai. Dewasa ini tidak ada lembaga bersama yang bisa keluar dari proses manajemen organisasi, contoh nyata adalah perusahaan. Perusahaan baik skala kecil, menengah maupun tinggi termasuk dalam bentuk organisasi, oleh karena itu proses manajemen perusahaan tidak jauh berbeda dengan proses manajemen suatu organisasi, karena pada dasarnya perusahaan itu sendiri merupakan satu organisasi.

Untuk mampu mencapai tujuan organisasi, pihak manajemen harus mampu memberdayakan semua sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Sumber daya organisasi atau perusahaan bisa terdiri dari sumber daya alam, materil, maupun biaya. Namun dari sekian sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, manusia merupakan sumber daya yang paling berharga dan aset yang tak ternilai harganya. Manusia menjadi aset utama organisasi dikarenakan manusia merupakan pemeran utama organisasi. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak akan berjalan lancar. Manusia merupakan perencana, pelaksana, sekaligus penilai kinerja utama organisasi. Sehingga keberadaan manusia dalam organisasi harus mendapatkan poin utama dalam organisasi.

Melihat peran manusia yang sangat penting dalam organisasi, pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien sangat dibutuhkan dalam organisasi. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) dewasa ini menjadi sentral dalam satu perusahaan, bahkan perusahaan selalu memiliki divisi tersendiri untuk menangani sumber daya manusia. 

Divisi Human Resources Develeopment (HRD) atau bagian kepegawaian merupakan bagian penting dalam organisasi. Proses MSDM sendiri meliputi perencanaan kebutuhan pegawai, perekrutan dan penerimaan pegawai baru, penempatan pegawai, pembinaan pegawai, pemberian upah atau kompensasai, sampai pada pemberhentian pegawai merupakan serangkaian kegiatan maanjemen sumber daya manusia yang tidak bisa terlepaskan dari satu organisasi atau perusahaan. Seluruh rangkaian MSDM ini bertujuan untuk tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien, untuk perusahaan bisa tercapainya produktivitas perusahaan dengan optimal.

Salah satu tahapan penting dalam manajemen sumber daya manusia adalah pembinaan SDM. Pembinaan SDM merupakan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki organisasi untuk meningkatkan kinerja yang akan berpengaruh terhadap produktivitas organisasi. 

Proses pembinaan SDM bisa berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Hal ini tentunya berdasarkan pada jenis organisasi dan tujuan organisasi yang bersangkutan. Namun pada initinya setiap perusahaan mengadakan pembinaan terhadap SDM bertujuan untuk meningkatkan kompetensi SDM yang dimiliki.

Pembinaan SDM yang sering dan pasti dilakukan oleh perusahaan adalah pendidikan dan pelatihan. Bentuk pembinaan ini rutin dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan melalui pendidikan dan pelatihan, perusahaan mampu mentransfer apa yang diinginkan. Sebagai contoh nyata perusahaan selalu mengadakan pelatihan untuk pegawai baru dalam rangka pengenalan perusahaan dan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh pegawai barunya. Pendidikan dan pelatihan juga bisa dilaksanakan sebagai media sosialisasi kebijakan baru atau tata kerja baru. Bahkan bagi perusahaan tertentu keikutsertaan pegawai dalam diklat menjadi salah satu syarat bagi seseorang untuk naik pangkat atau dipromosikan.

Menurut Sudjana (2003:9) ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan pelatihan diantaranya adalah pertama, keharusan pengembangan sumber daya manusia amat erta kaitannya dengan penyelenggaraan pelatihan. Kedua, pelatihan yang merupakan satuan pendidikan nonformal dalam sistem pendidikan nasional menjadi wahana penting dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk membina serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, lahirnya peraturan perundang-undangan bagi lembaga-lembaga pemerintah untuk menyelenggarakan pelatihan. Oleh karena itu, program pelatihan bagi suatu organisasi itu sangat penting.

Melihat pentingnya posisi diklat dalam satu organisasi, maka diklat harus dikelola secara profesional dan juga teratur. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil diklat itu sendiri. Pihak perusahaan banyak berfikir tentang design diklat yang bagus, dan efektif, bahkan saat ini tidak sedikit perusahaan yang melirik model diklat yang menyenangkan bagi pesertanya. 

Oleh karena itu, diklat dalam perusahaan terkadang dilaksanakan didalam ruangan, terkadang juga dilaksanakan di luar ruanganbahkan diluar lingkungan perusahaan seperti mengadakan tour atau gathering karyawan. Baik pelatihan indoor maupun outdoor, keduanya bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Salah satu bentuk pelatihan outdoor adalah outbound. Kegiatan ini menjadi pilihan menarik bagi perusahaan dikarenakan model ini menyenangkan peserta diklat dan peserta tidak akan jenuh dengan kegiatan-kegiatan yang diikuti. Kegiatan ini biasanya dipilih organisasi dalam rangkaian acara diluar lingkungan perusahaan. 

Kegiatan outbound selain memberikan pemahaman tentang kerja sama, keuletan, saling percaya, toleransi, diharapkan akan memberikan pengaruh yang positif dalam pelaksanaan pekerjaan. Sehingga kegiatan outbound menjadi trend tersendiri dalam proses pelatihan SDM organisasi.

Namun kondisi saat ini kegiatan outbound bukan saja ditujukan sebagai alat pengembangan kompetensi pegawai atau anggota organisasi, kegiatan outbound, fun game, ice breaking sudah menjadi bagian dari wisata keluarga atau individu. Sehingga yang berkembang di masyarakat satu permaianan yang menggunakan alat keselamatan atau permaianan yang mengasah konsentrasi saja bisa dikatakan outbound. 

Flying fox, jembatan elfis, jaring laba-laba, permaiann ini sudah identik dengan kegiatan outbound, sehingga salah satu permainan saja yang diikuti masyarakat sudah mengatakannya sebagai kegiatan outbound. Pemahaman masyarakat ini memang keliru, karena pada dasarnya kegiatan outbound bukan saja permainan semata, tapi juga mengandung makna yang harus tersampaikan kepada peserta.

Kesalahpahaman masyarakat ini disebabkan oleh semakin maraknya penyelenggara kegiatan atau permaianan yang mengatasnamakan kegiatan outbound. Sebagai contoh disetiap acara hiburan masyarakat atau acara mingguan ada yang menyelenggarakan flying fox atau salah satu alat permaianan outbound, maka masayarakat mengetahui dan memahami outbound itu hanya sekedar permainan. 

Oleh karena itu, perusahaan atau event organizer yang menyelenggarakan outbound harus benar-benar memahami makna dari outbound sehingga bisa memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat.

Model pelatihan outbound memerlukan keterampilan tersendiri dalam pengelolaannya. Manajemen pelatihan harus benar-benar diterapkan dalam kegiatan outbound, sehingga tujuan dari pelatihan outbound yang sesunguhnya bisa tercapai secra efektif dan efisien. 

Para pengelola kegiatan outbound harus mampu menerapkan konsep manajemen pelatihan dalam kegiatan outbound sehingga peserta pelatihan bisa benar-benar merasakan manfaat dari kegiatan yang diselenggarakan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak menjadi sia-sia. 

Perlu adanya pemahaaman yang benar tentang model pelatihan outbound dalam masyarakat, sehingga outbound tidak dipandang sebagai kegiatan permaianan saja, namun juga syarat dengan makna yang harus tersampaikan kepada peserta.

Penyusun melihat realita diatas, pentingnya kegiatan outbound dan juga terjadinya pemahaman yang kurang tepat dari masyarakat tentang outbound, kami bermaksud untuk menyusun sebuah makalah yang mengupas tentang manajemen pelatihan outbound. Sehingga melalui tulisan ini sedikitnya memberikan gambaran tentang kegiatan outbound dan juga pengelolaannya supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami kegiatan outbound.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.