Kamis, 25 Juli 2019

Teknik Dasar Memanah



Kegiatan memanah jika dilihat di televisi atau di kegiatan olah raga terkesan mudah menggunakannya, namun pada praktiknya ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Selain ada beberapa teknik khusus yang harus dipelajari juga tidak bisa belajar sendirian, harus dengan pelatih khusus atau minimal kepada orang yang sudah bisa menggunakannya. Apabila sudah mahir maka seorang pemanah akan bisa menggunakan feelingnya untuk bisa mengenai target yang akan ditujunya.

Di bawah ini ada beberapa teknik khusus sebagai pengantar untuk mempelajari olah raga memanah.

1. Stance (sikap berdiri)
Ada beberapa jenis stance, tapi untuk pemula yang disarankan adalah square stance. Kenapa? Olah raga panahan paling butuh yang namanya konsistensi. Square stance ini paling mudah untuk diulangi terus menerus dengan sama/konsisten. Tinggal ambil garis lurus aja sama target.

Posisi sejajar, ujung kaki lurus sama tengahnya target.

Kakinya dibuka selebar bahu. Badan tegak 

2. Memasang anak panah
Memasang nock ke nocking point. Yang harus diperhatikan disini adalah fit atau tidaknya itu nock ke string. Jika terlalu kencang pengaruhnya ke akurasi, namun tidak begitu masalah untuk pemula yang masih mempelajari teknik, belum penting kalo masalah akurasi. Berbahaya jika terlalu longgar. 

Perhatikan posisi fletching (vanes atau bulu unggas), biasanya yang warnanya berbeda sendiri itu diletakkan diluar/menjauhi riser/handle.

Posisi meletakkan arrow/anak panah di arrow rest juga diperhatikan, jangan sampe jatuh dari arrow restnya. Karena bahan arrow rest biasanya sangat fleksibel untuk standard bow.

Cara pasang nock ke nocking point, posisi yang beda warna sendiri menjauhi riser, dan cara naro arrow di arrow rest.

3. Set. 
Langkah selanjutnya adalah cara memegang bow/busur plus memegang stringnya. Megang bow/busur harus rileks, jika tegang bisa muncul masalah yang namanya "bow torque". kurang lebih artinya kita memberikan torsi ke samping pada bow/busur. Pada akhirnya nanti arrow/anak panah saat di lesatkan akan melenceng ke samping.

Detail cara memegang bow/busur dan string dijelaskan dengan gambar2 dibawah ini.

Cara memegang bownya, 
a. Gambar barisan paling atas yang ada arsiran lonjong artinya tekanan busur dipusatkan disitu.
b. Gambar yang barisan tengah adalah beberapa variasi yang berbeda, tanda ceklis itu contoh yang benar. Bebas pilih diantara tiga yang diceklis dirasain mana yang paling rileks.
c. Gambar barisan paling bawah itu menunjukkan cara memegang bow/busurnya jangan terlalu dalam juga jangan terlalu luar dari telapak tangan.

Pemula biasanya megang bow/busurnya kenceng. Merasa takut lepas. Bila mulai terbiasa baru akan lebih rileks.

Selanjutnya cara memegang string. Harus pake finger tab, agar tidak terlalu sakit tangannya. Di gambar ini finger tab tidak diperlihatkan agar jelas posisi jarinya.

Cara memegang stringnya, sangkutkan string di ruas jari pertama.

Jangan terlalu sedikit nyangkutnya, Khawatir release tidak sengaja.
Jangan juga terlalu dalem khawatir susah releasenya.

Berikut adalah gambar namanya teknik split finger, telunjuk diatas, jari tengah dan jari manis dibawah. Nock ada diantara telunjuk dan jari tengah.

Nock atau pangkal anak panah jangan dijepit. efeknya terkadang jadi longgar arrow/anak panahnya, bisa tidak lurus bahkan sampai jatuh dari arrow rest.

Berikut contoh gambar bila dilihat dari belakang.

Sampai tahap ini bow/busur masih mengarah ke bawah seperti gambar di bawah ini:

4. Set-up
Langkah selanjutnya adalah menoleh ke arah target, menarik string sedikit lalu mengangkat tangan yang memegang bow/busur. String ditarik sedikit supaya posisi tangan yang megang bow lebih stabil dan tidak berubah lagi posisi sikunya.

Posisi set up.

Yang harus diperhatikan adalah posisi siku yang harus diputar lurus seperti gambar di bawah ini. Catatan: ini adalah pemanah kidal. Dan posisi string harusnya belum ditarik sejauh ini jika posisi set up.

Gambar yang atas itu contoh yang salah.

Gambar yang bawah adalah contoh yang  benar, itu modelnya atlit olimpiade. Sikunya lurus, jadi string bisa lewat dengan mulus. Bila tangan keserempet selain sakit, juga arrow/anak panah akan melenceng dari target.

5. Draw (tarik)
Tarik string hingga menyentuh hidung sambil mempertahankan posisi tangan yang memegang bow/busur tetap lurus, Kepala juga tetap diam.

Posisi Drawing

Bahu kiri dan kanan tetep sejajar. Bagi pemula biasanya bahu yang menahan bow/busur sering naik karena menahan berat.

Posisi yang benar, bahu saat megang bow/busur harus sejajar. (Ini foto archer kidal)

6. Anchor (jangkar)
Pada saat full draw beban ada di titik paling berat tapi kita masih harus menahan beberapa detik untuk proses selanjutnya. Agar tangan tidak goyang ditempel di anchor point. Beberapa macam Anchor, yang paling umum adalah yang diletakkan di bawah dagu jika untuk recurve/standard bow. Agar anchor point ini bisa diulang terus menerus dengan konsisten, kamu harus punya beberapa titik referensi. 

Misal string menempel di ujung hidung, string menempel di pinggir dagu, dll. Agar terjadi proses pembiasaan. Jadi saat terjadi kebetulan posisinya agak melenceng dari yang biasanya kamu bisa merasakan bahwa itu salah.
   
Posisi Anchor.

7. Transfer
Maksudnya transfer disini adalah memindahkan otot yang menarik string dari otot lengan ke otot punggung. Otot punggung lebih besar dan lebih kuat. Jadi pergerakan string akan lebih stabil. Setelah anchor, string terus ditarik (tidak berhenti) tapi dalam kecepatan yang sangat sangat pelan. Jika berenti saat anchor akan susah atau berat untuk mulai menarik lagi.

8. Aim (bidik)
Membidik sering membuat pemanah jadi tidak memperhatikan teknik yang lain. Karena terlalu fokus membidik sehingga melupa teknik memposisikan siku, tangan, pinggang, bahu, dll. Padahal jikalau si fisir pas ditengah lalu teknik kacau arrow/anak panah juga larinya akan kacau. Dan jangan membidik  terlalu lama,karna otot yang menahan string akan cepat lelah, karena akan mengakibatkan releasenya tidak bener. Akurasi sudah pasti berantakan.

Gambar kiri membidik dengan sight/fisir. Saat full draw kamu akan bisa melihat string namun agak blur/tidak jelas. Pada umumnya string ini ditempatkan di sebelahnya aperture (bagian dari fisir yang berbentuk kotak dengan titik di tengahnya) seperti di gambar. Penempatan string ini dinamakan line up, ada juga istilah lain seperti: string picture, string blur, dll.

Gambar kanan membidik tanpa fisir, yaitu dengan acuan ujung arrow/anak panah. String, shaft, dan ujung arrow ditempatkan di garis yang sama. 

9. Release (lepas string)
Otot punggung tetep terus menarik string, tidak berhenti, dalam kecepatan yang sangat lambat. Lalu lemaskan otot jari yang megang string. Jika drawing/berhenti menarik string, namanya dead release/plucking. Hal ini akan berpengaruh pada  akurasi.

Posisi release.

10. Follow-Through (gerak lanjutan)
Follow through adalah indikasi dari proses sebelumnya. Bukan apa yang harus dilakukan dengan paksa. Jika langkah - langkah diatas dilakukan dengan benar maka follow throughnya akan baik dan terlihat natural. Cirinya follow through yang baik itu tangan kanan tidak jauh - jauh dari leher. Namun bukan juga bukan dead release atau plucking. Tangan yang memegang bow/busur tetap pada posisinya sampe arrow menancep di bantalan.

Posisi follow through. Perhatikan posisi tangan kanan yang tidak jauh dari leher. Jika memakai stabilizer dan memegang bow/busur dengan teknik open hand, maka bow akan jatuh mengayun ke depan karena bagian depan bow/busur yang berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.