Simpul tali temali sangat banyak jenis dan bentuknya. Berbagai simpul tali itu memiliki manfaat-manfaaat khusus dalam kegiatan pendakian (mountaineering) dan pemanjatan (climbing). Bagi seorang pendaki yang terpenting adalah bukan mengetahui seluruh simpul tali temali itu tetapi mengenal dan menguasai simpul-simpul tali yang bermanfaat bagi dirinya ketika melakukan kegiatan pendakian atau pemanjatan. Dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan, “how to learn the handful of knots essential to a specific situation, and learn them well enough to tie efficiently”.
Setiap kegiatan memiliki spesifikasi teknis yang berbeda-beda, termasuk simpul tali yang digunakan. Untuk kegiatan umum seperti pendakian ada beberapa jenis simpul yang biasa digunakan. Beberapa simpul khusus biasanya digunakan untuk kegiatan khusus seperti vertical climbing dan vertical rescue.
Simpul tali yang baik memiliki syarat sebagai berikut :
1. Mudah dibuat
2. Cepat untuk dikuasai
3. Aman (kuat)
4. Mudah untuk dibuka
Simpul tali dapat diklasifikasi dalam 4 (empat) jenis yaitu simpul dasar (basic knot), simpul melengkung (bends), simpul lingkaran (loop knot) dan ikatan (hitches).
1. BASIC KNOT
Basic knot atau simpul dasar adalah berbagai jenis simpul yang digunakan untuk membuat tali terikat semakin kuat. Simpul-simpul ini digunakan untuk menambah tingkat keamanan bagi simpul yang sudah dibuat, sering disebut Keeper Knot atau Stopper Knot. Simpul ini biasanya dibuat di ujung tali.
Berbagai simpul dasar ini diantarnya :
a. Over Hand Knot (Simpul Sederhana)
Simpul sederhana dalam gambar anchor diatas digunakan untuk memperkuat simpul tali, perhatikan simpul tali dibawah simpul delapan. Variasi lain dari overhand knot adalah Overhand Loop Knot.
b. Double Overhand Stopped Knot (Simpul sederhana Ganda)
c. Back Up Knot
2. BENDS
Bends atau simpul yang melengkung adalah berbagai jenis simpul untuk menyambung dua buah tali (tie two ropes together). Berbagai simpul Bends adalah :
a. Carrick Bend
b. Sheet Bend (Simpul Anyam) dan Double Sheet Bend (Simpul Anyam Ganda) digunakan untuk menyambung dua tali yang tidak sama besar dan licin.
c. Square Knot (Simpul Mati) digunakan untuk menyambung dua tali yang sama diameternya (sama besar). Simpul ini sering juga disebut Reef Knot.
d. Double Square Knot (Simpul Mati Ganda), juga dikenal dengan sheet band
e. Fishermans Knot (Simpul Nelayan) dan Double Fisherman Knot (Simpul Nelayan Ganda) digunakan untuk menyambung dua tali yang sama besar tetapi licin. Sambungannya sangat kuat dan sulit untuk dibuka, tidak dianjurkan digunakan pada tali nylon.
f. Albright Knot
g. Webing Knot/Water Knot (Simpul Webing/Pit), digunakan untuk menyambung dua tali yang pipih seperti tali webbing
3. LOOP KNOT
Loop Knot atau simpul lingkaran adalah berbagai jenis simpul Yang berbentuk lingkaran. Simpul lingkaran terdiri dari tiga jenis yaitu :
a. Simpul yang berada di ujung tali dan bersifat statis (tidak bergerak). Simpul ini biasa dipakai untuk mengikat tali dengan tambatan (anchor)
1) Overhand Loop Knot
2) Figure Eight Loop (Simpul Delapan), perhatikan bentuknya yang seperti huruf delapan.
3) Bowline Loop (Simpul Kambing) digunakan untuk mengikat sesuatu, berbentuk seperti lingkaran dan kuat serta tidak akan menjerat bila ditarik (ukuran lilngkarannya tetap), cocok untuk mengikat leher kambing.
Apabila ujung simpul kambing disambung ke atas akan menjadi Yosemit Bowline Loop.
4) Yosemit Bowline Loop
5) Bowline On Bight
6) Slippery Eight Knot
b. Simpul yang berada di ujung tali dan bersifat “lari” (running knot), simpul ini bisa digunakan untuk menjerat.
A. Honda knot
B. Running Bowline
C. Slip Knot
c. Simpul yang berada di tengah tali, dibuat untuk menggantungkan berbagai alat untuk pemanjatan seperti carabiner, figure eight, dll.
1) Butterfly Knot atau Alpine Butterfly Knot
2) Dropper Loop
4. HITCHES
Hitches atau ikatan adalah membuat simpul tali untuk diikatkan dengan benda lain (tie a rope to an object).
a. Common Whipping (Ikatan Ujung Tali)
b. Marlin Spike Hitch (Ikatan Tangga)
c. Blake’s Hitch
d. Cow Hitch (Ikatan Jangkar)
e. Clove Hitch (Ikatan Pangkal)
clove hitch on a bight
f. Constrictor Knot (Ikatan
g. Half Hitch
h. Klemheist Hitch
i. Marl Hitch
j. Mooring Hitch/Quick Release (Simpul Tarik)
k. Munter Hitch
l. Pile Hitch
m. Prusik Knot (Simpul Prusik)
n. Slipped Buntline
o. Tautline Hitch
p. Ikatan Silang (Transom Knot)
q. Rolling Hitch
r. Timber Hitch (Simpul Tambat)
s. Trucker’s Hitch
t. Valdotain Tresse Knot (VT Knot)
5. SIMPUL UNTUK PANCING
6. CARA MENYATUKAN TIANG
7. MELEMPAR TALI
Dalam berkegiatan di alam bebas, tali sering diperlukan di beberapa tempat sekaligus dan perlu dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Untuk itu diperlukan beberapa teknik untuk melempar tali, perhatikan gambar sebagai berikut.
Teknik melempar tali ada tiga macam, pertama adalah dari samping lengan, cara ini paling populer tetapi sering kurang akurat. Kedua adalah dari atas lengan, cara ini lebih sulit tetapi bisa dilakukan di tempat yang lebih sempit. Ketiga dari bawah lengan, cara ini lebih akurat.
8. MENGGULUNG TALI
Tali perlu digulung agar pada saat digunakan selalu siap dan tidak dalam keadaan kusut. Pastikan sebelum menggulung, tali sudah dibersihkan terlebih dahulu. Ada dua cara menggulung tali, perhatikan gambar berikut.
Setelah tali digulung sebaiknya dimasukkan ke dalam plastic agar tidak mudah rusak.
9. MERAWAT TALI
Untuk merawat tali adalah dengan menggantungkan atau di simpan di tempat kering. Bila basah, keringkan segera dengan di angin-anginkan, jangan terkena langsung sinar matahari. Apabila kotor tali cukup di cuci dengan cara menggosok atau menyikat dengan sikat halus. Apalagi membersihkan tali kernmantel jangan sampai merusak mantelnya karena fungsi mantel adalah melindungi tali dari kerusakan pada bagian inti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.