Rabu, 24 Juli 2019

Sebrang Sungai



Sungai adalah adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan daerah berlekuk di pegunungan yang dialiri air secara tetap dan memanjang. Sungai, kali atau dataran yang terkena banjir terkadang ditemui dalam melakukan perjalanan di gunung. Untuk mencapai dataran kering di seberang sungai, kali atau dataran yang terkena banjir tersebutdiperlukan teknik-teknik khusus. Teknik inilah yang disebut dengan teknik sebrang sungai.

Hal pertama yang harus di[perhatikan dengan kuat pada awal melakukan sebrang sungai adalah, jangan remehkan aliran sungai, sekecil apapun ia dapat seketika menjadi buas dan berbahaya. Jika ragu jangan sekali-kali menyebrang, ini prinsip pertama dalam menyebrang ! Perhatikan daerah-daerah yang layak untuk di sebang berdasar panduan gambar dibawah ini :

Menyeberangi sungai dengan cara berenang. Pilihlah tempat yang paling aman untuk menyeberang, dan bersiapkan untuk terbara arus ke arah hilir. Tempat yang paling aman untuk menyeberang adalah dari A ke B, yaitu pada bagian yang terlebar (disini biasanya paling dangkal. Dari C ke D atau dari E ke F, adalah daerah belokan sungai yang juga aman untuk menyeberang.

Gambar Daerah Penyebrangan di Sungai (Copyright Wanadri)

Perhatikan gambar sungai diatas. Karena sungai merupakan daerah berlekuk, maka saat melakukan penyeberangan, daerah-daerah berlekuk ini harus diperhatikan. Bukan saja daerah di pinggir sungai, juga yang harus diperhatikan adalah bebatuan, dasar sungai dan jeram-jeram yang ada di sungai. 

Menurut KBBI, jeram adalah aliran air yang deras dan menurun di sungai. Jeram terbentuk karena banyak hal, diantaranya adanya bebatuan di sungai, adanya lubang-lubang di dasar sungai dan volume air itu sendiri. Semakin rendah jarak permukaan dan dasar sungai, maka semakin kencang kecepatan air, sebaliknya semakin jauh jarak permukaan dan dasar sungai (kedalaman sungai) maka semakin lambat air bergerak di sungai. Jadi, jangan terperdaya untuk menyebrang di daerah yang tenang, karena bisa jadi itu lebih dalam dari daerah lainnya. 

Adanya lubang di dasar jeram juga berbahaya karena seseorang yang masuk kedalamnya bisa terjebak dan berputar-putar di dasar sungai. Jika ada pepohonan air, maka bisa tersangkut di dasar lubang tersebut.

Bila diputuskan menyebrang, perhatikan hal-hal berikut :
1. Perhatikan sebanyak mungkin lokasi penyebrangan sebelum menyebrang. Untuk sungai yang bermuara ke danau, 1,5 km dari muara biasanya dalam tetapi arusnya kecil.
2. Jangan mencoba kuatnya arus tanpa pengaman dari tepi sungai.
3. Jangan membelakangi arus, karena arus dapat membengkokkan lutut dan menjatuhkan tubuh.
4. Sebelum melangkah, pastikan satu kaki sudah menjejak dasar dengan kuat. Jangan berjalan dengan menyilangkan kaki.
5. Pada sungai/arus deras dan dalam, berjalanlah menyerong mengikuti arah arus.
6. Jangan menyebrang dengan melompati batu-batu sungai, karena kemungkinan tergelincir sangat besar. 
7. Angkat ransel setinggi-tingginya, untuk arus deras masukkan batu atau benda berat lainnya ke dalam ransel untuk menambah kestabilan.
8. Jangan melepas sepatu sekalipun menyebrangi sungai kecil.
9. Hati-hati menyeberang apalagi ada anggota kelompok yang tidak bisa berenang.

Teknik penyeberangan sungai atau arus deras (seperti banjir) dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu teknik penyebrangan basah  dan teknik penyeberangan kering (lintas kering). 

Teknik penyeberangan basah dapat dilakukan dengan cara : 
1. Penyeberangan dengan bantuan tongkat
2. Bergerombol melingkar
3. Berbaris menghadap hulu sungai
4. Berbaris menghadap sisi sungai

Perhatikan gambar-gambar berikut :



Gambar Teknik Sebrang Sungai (Copyright Wanadri)

Adapun penyebrangan dengan teknik Pendulum menggunakan tali perhatikan gambar berikut :


Gambar Teknik Pendulum (Copyright Wanadri)

Selain melakukan teknik penyeberangan yang basah, juga terdapat teknik penyeberangan kering untuk bisa sampai ke seberang sungai. Teknik ini disebut dengan teknik lintas kering. Lintas kering adalah dengan meniti diatas tali dengan menggunakan salah satu kaki untuk mendorong tubuh, sementara kaki yang lain dijulurkan ke bawah sebagai penjaga keseimbangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.