Perjalanan dalam kegiatan alam terbuka untuk daerah Indonesia, lebih banyak beraktifitas di daerah pegunungan (Mountain). Sederhananya, ini adalah aktifitas untuk mencapai daerah-daerah tinggi/ketinggian di gunung. Semakin tinggi mendaki, maka sensasi dan pengalaman yang diperoleh juga akan semakin spesial. Pendakian tersebut terkadang tidak cukup berjalan kaki (Hill Walking) tetapi memerlukan koordinasi tangan dan kaki, bahkan peralatan pendukung.
Tahun 1930-an, Sierra Club mengembangkan sistem kelas untuk pendakian gunung yang berkaitan dengan penggunaan alat dan teknik untuk setiap lintasan.
1. Kelas I ; berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki yang khusus (walking)
2. Kelas II ; medan sedikit bertambah sulit, sehingga dibutuhkan perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai alat bantu (Scrambling)
3. Kelas III ; medan semakin curam sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali-tali pengaman belum diperlukan (Climbing)
4. Kelas IV ; kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk jangkar (Exposed Climbing)
5. Kelas V ; rute yang dilalui sulit tetapi peralatan (tali, sling, piton) masih berfungsi sebagai alat pengaman (Difficult Free Climbing)
6. Kelas VI ; tebing tidak lagi memberi pegangan celah, rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Untuk itu pendakian sepenuhnya bergantung kepada bantuan peralatan (Aided Climbing)
Berdasar faktor yang mempengaruhi selama pendakian dapat disusun beberapa grade pendakian sbb.
1. Grade I ; bagian yang menimbulkan kesukaran teknik dapat ditempuh dalam beberapa jam.
2. Grade II ; bagian yang menimbulkan kesukaran teknik harus ditempuh berkisar satu hari.
3. Grade III ; bagian yang menimbulkan kesukaran teknik harus ditempuh sehari penuh. Kesulitan yang membutuhkan bantuan untuk bisa naik tidak termasuk Grade I, II dan III.
4. Grade IV ; membutuhkan waktu seharian penuh, medan tersulit dibawah class 5.7
5. Grade V ; membutuhkan waktu 1,5-2,5 hari, medan tersulit di bawah class 5.8
6. Grade VI ; biasanya membutuhkan waktu 2 hari atau lebih dengan banyak medan yang sulit untuk free climbing maupun artificial climbing.
Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan di alam bebas, diantaranya:
1. Mendaki (Hiking)
Mendaki adalah kegiatan jalan kaki di pegunungan dan merupakan awal dari berbagai kegiatan di gunung. Selain menyenangkan, kegiatan penuh pengalaman ini tentunya memiliki resiko sehingga dibutuhkan stamina, keahlian, mental dan perlengkapan memadai untuk dapat sampai ke puncaknya.
Tingkat kesulitan pendakian tergantung tipe dan rute medannya apakah berupa semak belukar, hutan lebat, lembah, ataupun berupa tebing. Mendaki bisa dilakukan perorangan atau berkelompok dengan mengikuti rute yang sudah ada atau mungkin membuka jalur baru. Ada banyak pilihan gunung di negeri ini yang dapat didaki, beberapa yang terkenal di antaranya adalah: Gunung Gede, Gunung Semeru (tertinggi di Jawa) Gunung Kerinci, Gunung Rinjani, atau yang bersalju seperti Puncak Carstensz di Papua.
2. Panjat Tebing (Rock Climbing)
Ketika mendaki rute menuju puncak tidak bisa dicapai dengan berjalan kaki maka salah satu teknik yang tepat dilakukan adalah dengan panjat tebing. Aktivitas menjajal tebing batu terjal dengan sudut kemiringan sampai 45 derajat memang tergolong ekstrim namun demikian bukan berarti sulit dipelajari. Biasanya sebelum ke tebing batu (rock), para pemula mempelajarinya di dinding (wall climbing) dan kegiatan ini bisa ditemui di banyak Gelanggang Olah Raga (GOR), SMA dan Universitas.
Panjat Tebing (rock climbing) dapat dilakukan siapa pun bahkan anak-anak, kita hanya perlu berlatih dan menguasai teknik khususnya saja. Kunci panjat tebing terletak pada kekuatan dan ketangkasan otot tangan dan kaki. Sedangkan untuk peralatan utamanya berupa kernmantle, carabiner, belay, dan harness. Pilihan lokasi terbaik kegiatan ini di Tanah Air adalah tebing Citatah dan Ciampea di Jawa Barat Lembah Harau di Sumatera Barat, Uluwatu di Bali, Parangtritis di Yogyakarta, atau Bukit Tanggul di Tulungagung (Jawa Timur).
3. Susur Gua (Caving)
Susur Gua adalah kegiatan seru menelusuri lorong-lorong gua. Kegiatan ini dilakukan dengan terlebih dahulu turun ke dasar gua kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki dan berenang (jika gua tersebut berair). Susur gua adalah kegiatan yang membutuhkan keahlian khusus terutama pengenalan medan secara seksama karena kondisi dalam gua tidak dapat diprediksi.
Persiapan matang mulai dari pemetaan kondisi gua sampai kondisi cuaca harus benar-benar diperhatikan. Gua di pegunungan sendiri terjadi akibat proses geologi dengan tipe yang berbeda-beda bergantung kondisi. Ada yang berbentuk horizontal,vertikal, atau jenisnya ada yang kering maupun berair.
Ada banyak sekali gua di pegunungan yang menarik untuk ditelusuri di Indonesia. Beberapa sudah terkenal dan banyak dikunjungi namun masih banyak pula yang menunggu untuk ditemukan dan dijelajahi. Salah satu gua yang patut dikunjungi adalah gua Luweng Grubung di Gunung Sewu, Yogyakarta. Gua ini berbentuk vertikal dengan kedalaman 90 meter dan kabarnya sudah berusia ribuan tahun
4. Susur Sungai (Rafting)
Kegiatan penyusuran sungai bisa dilakukan dengan macam cara, yaitu dengan menyusuri jeram-jeram sungai (rafting) yang biasanya dengan perahu karet. Namun bisa juga dengan menggunakan ban bekas (river tubing) ataupun dengan pelampung sekedarnya (body rafting). Kegiatan ini termasuk kegiatan yang sangat menyenangkan karena bisa menikmati keindahan sungai dan ekosistem yang menaunginya. Namun kegiatan ini memiliki resiko yang tidak kecil mengingat kekuatan sungai yang sering tidak bisa diprediksi.
Lokasi-lokasi arung jeram terkenal diantaranya adalah Sungai Alas di Nanggroe Aceh Darussalam, Sungai Asahan di Sumatera Utara, Sungai Citarik Jawa Barat, Sungai Elo Jawa Tengah, Sungai Lamandau Kalimantan Tengah dan Sungai Nimanga Sulawesi Utara.
5. Menyelam (Diving)
Selam atau menyelam artinya bertahan di bawah air. Dalam pengertian cabang olahraga, selam dapat dikategorikan menjadi (a) menyelam tanpa alat bantu pernapasan, misalnya snorkeling dan selam bebas/free diving, dan (b) menyelam dengan alat bantu pernapasan, misalnya selam scuba (scuba diving) dan selam dengan bantuan oksigen melalui selang dari permukaan (surface supplied diving). Kegiatan menyelam bisa dilakukan di laut maupun danau. Keindahan bawah air laut sangat mempesona dan nyaris belum sepenuhnya dieksplorasi mengingat dua pertiga isi bumi adalah lautan yang sangat luas.
Lokasi-lokasi penyelaman paling indah di Indonesia diantaranya Kepulauan Seribu Jakarta, laut Kakaban, Kalimantan Timur, laut Bunaken Sulawesi Utara, Laut Togean di Sulawesi Tengah, Nusa Penida di Bali, Kepulauan Gili, Lombok di NTB, laut disekitar Pulau Komodo, NTT, Laut Morotai di Maluku.
6. Sepeda Gunung (Mountain Biking)
Aktivitas seru di gunung tidak hanya bisa dilakukan dengan mendaki tetapi juga dengan menuruninya menggunakan sepeda khusus. Kegiatan ini dikenal dengan mountain biking. Karena membutuhkan keahlian khusus, kegiatan ini hanya bisa dilakukan mereka yang terlatih saja.
Sepedanya didesain berbeda agar bisa melalui medan terjal berupa tanah berbatu, tebing curam, serta akar dan pohon besar. Aktivitas bersepeda gunung memiliki beberapa kategori diantaranya adalah: cross country (XC), all mountain (AM), free ride (FR), down hill (DH), dan dirt jump (DJ). Beberapa lokasi bersepeda gunung terbaik di Indonesia seperti Baturaden (Jawa Tengah), Sabang (Aceh), Cikole (Jawa Barat), Batuturi (Bali), atau Watupapak (Jawa Timur).
7. Paralayang (Paragliding)
Tanpa berada di gunung atau bukit, kegiatan ini hampir mustahil untuk dilakukan. Paralayang atau yang dikenal juga dengan Paragliding adalah kegiatan terbang bebas menggunakan parasut dengan puncak gunung sebagai titik awal untuk lepas landasnya. Angin yang naik ke atas gunung mampu menerbangkan parasut hingga melayang berjam-jam di udara meskipun tanpa mesin.
Kegiatan yang mengasyikkan ini memang belumlah banyak digeluti di Tanah Air padahal memiliki banyak lokasi terbaik. Beberapa yang sudah popular untuk kegiatan ini dapat dilakukan di Cibodas, Puncak Lawang (Sumatera Barat), Bukit Joglo (Jawa Tengah), Pegunungan Tongging (Sumatera Utara), Gunung Banyak (Jawa Timur), dan Gunung Lingga Dua (Jawa Barat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.