Sabtu, 20 Agustus 2022

Penyakit-Penyakit di Gunung

 


1. Hipotermia

Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang sangat cepat. Hipotermia dapat menyebabkan kematian. Hipotermia terjadi bukan hanya karena suhu udara yang dingin tetapi sering terjadi karena penderita basah terkena hujan. Pakaian basah mengurangi nilai insulasi (kemampuan menahan panas) sampai 90%. 

Suhu tubuh perlu dijaga agar tetap normal (370C), beberapa caranya adalah :

1. Melalui pencernaan makanan. Makanan yang masuk kedalam tubuh menghasilkan panas melalui proses pencernaan. Panas melalui pencernaan ini akan dihasilkan lebih banyak oleh tubuh ketika sedang bergerak.

2. Panas melalui luar tubuh seperti teh panas, susu panas, sinar matahari, api, atau melalui panas tubuh orang lain (dipeluk dalam sleeping bag)

3. Melalui aktifitas otot yaitu gerakan tubuh dan menggigil. Menggigil adalah reaksi tubuh yang kedinginan, ini setara dengan lari-lari kecil atau kalori dari dua batang coklat berukuran sedang yang dimakan setiap jam.

4. Reaksi alamiah tubuh yang melakukan penyempitan pembuluh-pembuluh darah kulit. Penyempitan ini mengurangi peredaran darah pada lapisan kulit sehingga menjaga darah tetap dekat dengan jantung.  

Sebaliknya panas tubuh dapat keluar dengan cara bernafas, penguapan keringat dari kulit, kehujanan atau menyentuh benda dingin (seperti mandi, dll) dan terkena udara dingin terutama pada bagian kepala, leher dan pergelangan tangan. 

Angin dingin juga bisa menghilangkan lapisan tipis udara panas diatas kulit. Suhu udara 50C dengan ditiup angin 30mil/jam bisa menurunkan suhu tubuh dengan sangat cepat. Disinilah fungsi pakaian untuk menjaga udara panas diatas lapisan kulit. 

Gejala hipotermia adalah menggigil, koordinasi tubuh terganggu dan tekanan darah menurun. Jika sampai kondisi kritis dapat timbul gejala ingatan hilang, warna kulit kebiru-biruanan, biji mata membesar atau tidak memberikan respon, kehilangan gerakan seperti meninggal, pingsan, koma, dan denyut nadi berhenti. 

Hilangnya kesadaran pada hipotermia dapat menyebabkan paradoxical feeling of warmth, dimana penderita justru merasakan rasa panas sehingga menanggalkan pakaiannya ditengah udara dingin. Dalam beberapa kasus wafatnya pendaki di gunung, mereka ditemukan justru ditemukan dalam keadaan tidak berpakaian.

Jika melihat tanda-tanda hipotermia, lakukan beberapa cara berikut 

1. Jangan biarkan penderita hipotermia tidur, jika ia hilang kesadarannya, ia tak akan mampu lagi menghangatkan badannya sendiri. Usahakan tetap terjaga dan biarkan menggigil.

2. Berikan minuman hangat dan manis (misal susu coklat manis hangat).

3. Lepaskan baju/pakaian basah si penderita.

4. Cari tempat yang terlindung dari hembusan angin dingin, buat tenda / bivak.

5. Jangan baringkan penderita di tanah, pakai alas yang kering dan hangat.

6. Masukkan penderita dalam sleeping bag. Sebelum masuk, hangatkan dulu sleeping bag dengan panas misal dengan panas dari botol air penuh hangat (bukan panas) ke dalam sleeping bag.

7. Buatkan perapian agas suhu udara menghangat.

8. Setelah penderita sadar, berikan makanan yang manis, hidrat arang merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilkan panas dan kalori. 


Gejala-gejala hipotermia :

Suhu Badan Gejala

37 Suhu normal

36-35 Menggigil sampai bulu roma berdiri, tetapi masih terkendali. Gerak langkah menjadi lamban dan koordinasi tubuh mulai terganggu

35 Menggigil tidak terkendali

35-33 Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh kabur, langkah kaki sering tersandung, berbicara kasar

33 Semakin menggigil, denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun

32-29 Menggigil berhenti, kebingungan meningkat, meracau, ingatan hilang, gerakan tersentak-sentak, biji mata mulai membesar

29-28 Otot menjadi kaku, biji mata membesar, denyut nadi melemah/ tidak teratur, tarikan nafas melemah, warna kulit kebiruan, tingkah laku kacau, mulai tidak sadar

27 Pingsan, biji mata tidak menjawab gerakan cahaya, kehilangan gerakan spontan, tampak seperti telah meninggal

26 Koma gawat, suhu tubuh mulai menurun dengan cepat sekali

20 Denyut jantung berhenti


2. Mountain Sickness (Penyakit gunung)

Semakin tinggi suatu daerah semakin tipis oksigennya, ini mempengaruhi kapasitas kerja fisik seorang pendaki. Gejala penyakit gunung adalah pusing, nafas sesak, tidak nafsu makan, mual muntah, kedinginan, badan terasa lemas, perasaan malas sekali, jantung berdenyut lebih cepat dan sakit kepala. Selanjutnya penderita tidak dapat tidur, muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiru-biruan. 

Biasanya gejala ini muncul ketika pendaki terlalu cepat mencapai suatu ketinggian, sehingga tubuh tidak sempat melakukan adaptasi (aklitimasi). Munculnyapun beberapa jam setelah mencapai suatu ketinggian. Beberapa langkah mengatasinya adalah :

a. Bernafas dalam-dalam dan cepat agar oksigen banyak masuk kedalam sistem nafas. Ingat, cara ini cepat melelahkan dan bisa mual/muntah.

b. Bernafas dengan tabung oksigen adalah pertolongan yang terbaik.

c. Umumnya gejala ini menghilang setelah 24-48 jam kemudian.

d. Istirahatlah, sehingga kebutuhan oksigen berkurang.

e. Jika tidak berhasil juga, turunkan penderita dari ketinggian tersebut, sekitar 500-600 mdpl dari tempat semula.


3. Kepanasan (heat exhaustion)

Rasa panas yang berlebihan (heat exhaustion) dapat disebabkan karena keadaan alam yang sangat panas atau fisik yang melemah. Gejalanya adalah mual, pusing, haus sakit kepala, kulit lembab dan dingin, tidak sadar diri dan mungkin urat nadi berdenyut keras. 

Sebabnya adalah kurang aklitimasi terhadap panas, terjadi dehidrasi atau kekurangan garam dalam tubuh (terlalu berkeringat). Untuk menanggulanginya, istirahatkan penderita di tempat teduh, beri minum air yang agak dingin, beri tablet garam.

Terik atahari yang kuat dapat menyebabkan heat stroke/sun stroke yaitu rasa panas yang luar biasa. Gejalanya adalah muka memerah dan panas, denyut urat nadi cepat, sakit kepala, lemah dan malas. Hal ini disebabkan kegagalan tubuh dalam proses berkeringat dan mekanisme pengaturan panas badan. 

Ini adalah gejala kepanasan yang sangat serius. Cara menanggulanginya istirahatkan penderita di tempat teduh, kompres kepala dengan air dingin, letakkan kantung es/air dingin pada ketiak, lipat paha, belakang lutut, sekitar mata kaki dan leher, serta beri minum air yang dingin sampai panasnya berkurang.

Keram otot juga sering menimpa para pendaki. Hal ini karena asam laktat terkumpul di jaringan kulit otot sebagai akibat berkurangnya garam karena keluar lewat keringat yang berlebihan. Langkah pertama baringkan penderita agar darah membawa keluar kumpulan asam laktat dari jaringan otot. Renggangkan otot yang keram dengan menarik dan mendorongnya. Kemudian berikan tablet garam. 


III. PERLENGKAPAN P3K

Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan di gunung, perlu disiapkan perlengkapan P3K, yang isinya :

a. Obat-obatan standar (obat sakit kepala, flu, alergi, diare, penghilang rasa pegal, salep pegal-pegal)

b. Pembalut segitiga/mitela (untuk pembalutan luka atau patah tulang)

c. Sun block (untuk melindungi kulit dari matahari)

d. Anti septik seperti Betadine (untuk menghindari infeksi pada luka gores)

e. Minyak gosok seperti minyak tawon dan kayu putih (untuk urut dan gigitan serangga)

f. Alkohol (untuk membunuh kuman agar tidak infeksi pada luka gores)

g. Pembalut luka seperti kapas, kain kasa, plester dan gunting (untuk menutup luka)

h. Thermometer (untuk mengukur suhu tubuh)

i. Pinset (untuk mencabut duri atau benda yang menusuk kulit/daging)


Contoh perlengkapan P3K praktis untuk kegiatan gunung hutan yang ringan (First Aid Kit) yaitu :

a. Betadine.

b. Kapas.

c. Kain kassa.

d. Perban.

e. Rivanol.

f. Alkohol 70%.

g. Obat alergi: CTM.

h. Obat maag.

i. Tensoplast (agak banyak, mis: 4 pack, terutama untuk preventif ‘blister yang dikenakan sebelum perjalanan dilakukan).

j. Parasetamol.

k. Antalgin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.