Sabtu, 20 Juli 2019

Pendahuluan



Masyarakat masa kini (modern) sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dengan masyarakat perkotaan (urban community). Kedua tipe masyarakat tersebut selalu mempunyai hubungan, karena betapapun kecilnya desa pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Sebaliknyam betapapun kecilnya kota pasti ada pengaruhnya bagi kehidupan di desa-desa.

Masyarakat Rural (pedesaan) adalah masyarakat yang tinggal di pedesaan dan dikategorikan sebagai masyarakat yang masih hidup melalui dan dalam suasana dari pemikiran alam pedesaan. Biasanya mereka bekerja, berbicara, berfikir dan melakukan kegiatan apapun selalu mendasarkan diri kepada apa-apa yang biasa berlaku di daerah pedesaan. Ciri khas masyarakat rural adalah berbasis kepada bidang agraris yaitu pertanian dan perkebunan.

Sedangkan masyarakat Urban (perkotaan) adalah masyarakat yang warganya terdiri dari komunitas manusia yang bermacam-macam lapisan/tingkat hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain serta mayoritas penduduknya mempunyai lapangan usaha di bidang non-agraris (pertanian).

Masyarakat Jakarta dan daerah-daerah penyanggah di sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, merupakan masyarakat tipe urban (perkotaan) dimana sebagian besar penduduknya bekerja di bidang non-agraris. Masyarakat urban ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. kehidupan keagamaan yang kurang bila dibandingkan dengan kehidupan beragama di desa
2. orang kota pada umumnya dapat megurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain
3. pembagian kerja diantara warga kota jauh lebih tegas dengan kewenangan yang juga jelas
4. jalan fikiran rasional pada umumnya dianut oleh masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi
5. efisiensi dan efektivitas waktu sangat diperhatikan
6. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata 
7. sistem kehidupan masyarakat kota mempunyai corak-corak kehidupan tertentu yang jauh berbeda apabila dibandingkan dengan masyarakat di desa.

Sifat-sifat yang tampak menonjol pada masyarakat urban (kota) adalah:
1. sikap hidupnya cenderung pada individualisme/egoisme
2. tingkah lakunya bergerak maju mempunyai sifat kreatif, radikal dan dinamis
3. perwatakannya dan pandangan hidupnya cenderung pada sifat materialistis
4. pandangan hidupnya menjurus pada materialistis. 
5. masyarakat kota cenderung mementingkan pribadi, memungkinkan mereka mengabaikan faktor-faktor sosial dalam lingkungan masyarakatnya
6. nilai-nilai religi cenderung berkurang karena aktivitas dan pikiran terlalu disibukkan oleh hal-hal yang menjurus kepada usaha keduniawian 

Hal yang paling mencolok dari kehidupan perkotaan adalah kualitas udaranya yang buruk dan ini banyak berpengaruh kepada kualitas kesehatan masyarakatnya. Belum lagi suasana perkotaan dimana rumah-rumah berhimpitan dan minimnya sarana umum seperti fasilitas olah raga, menyebabkan masyarakat urban tidak cukup memiliki ruang untuk beraktifitas. 

Masyarakat urban harus memanfaatkan ruang yang sedikit itu untuk beraktifitas, dan ini bukan sekedar beraktifitas tapi aktifitas yang dapat memberi support bagi peningkatan kesehatan fisik dan mental masyarakatnya. Karenanya masyarakat urban cenderung menyukai aktifitas di alam terbuka seperti di gunung, pantai dan pedesaan. Disinilah muncul kebutuhan untuk merancang berbagai aktifitas luar ruang (outdoor activity) yang memliki multi manfaat bagi masyarakat urban itu sendiri, bukan hanya sebagai ajang penyaluran hobi, minat dan bakat, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan fisik dan mental, sekaligus sebagai wahana peningkatan kapasitas (capacity building). 

Dari sekian banyak aktifitas luar ruang, buku pedoman ini mencoba menyajikan 8 (delapan) aktifitas luar ruang yang bisa dilaksanakan masyarakat urban. Delapan aktifitas tersebut merupakan aktifitas penyaluran hobi dan minat, olah raga (sport), program peningkatan kapasitas diri (capacity building)  sekaligus aktifitas refreshing, hal mana sangat dibutuhkan masyarakat urban. 

Delapan program aktifitas tersebut adalah mountaineering, survival, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), navigasi (peta dan kompas), beladiri, berenang, berkuda dan memanah. Sebagai tambahan akan disampaikan juga dasar-dasar teknologi informasi (TI) sebagai ciri khas masyarakat urban. Pengenalan TI bagi masyarakat urban menjadi penting karena TI bisa menjadi pisau bermata dua, satu sisi bermanfaat positif dan sisi lain memiliki dampak buruk bagi penggunanya. Dengan demikian buku ini akan memuat sembilan aktifitas yang bukan hanya dipandang sebagai outdoor activity tetapi juga merupakan aktifitas sport. Adapun IT dipandang sebagai “olah raga otak”. 

Sebagai lampiran kami sampaikan juga dua bahan pelengkap yaitu kode-kode komunikasi untuk handy talky dan pelajaran baris berbaris (PBB). Kode-kode komunikasi ini digunakan untuk berbagai kegiatan di alam terbuka. Sedangkan PBB disampaikan untuk meningkatkan kecintaan masyarakat urban terhadap tanah air, bangsa dan negara. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.