Kamis, 25 Juli 2019

Jneis-Jenis Trauma atau Luka



1. PINGSAN ( Syncope / collapse )  Yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh ), hiploglikemia, animea.
Gejala
• Perasaan limbung
• Pandangan berkunang – kunang
• Telinga berdenging
• Nafas tidak teratur
• Muka pucat
• Biji mata melebar
• Lemas
• Keringat dingin
• Menguap berlebihan
• Tak respon ( beberapa menit )
• Denyut nadi lambat

Penanganan
1. Baringkan korban dalam posisi terlentang
2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4. Beri udara segar
5. Periksa kemungkinan cedera lain
6. Selimuti korban
7. Korban diistirahatkan beberapa saat
8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan

2. DEHIDRASI
Yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit ( K, Na, Cl, Ca ). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan / banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala dan tanda
Dehidrasi ringan
• Defisit cairan 5% dari berat badan
• Penderita merasa haus
• Denyut nadi lebih dari 90x / menit

Dehidrasi sedang
• Defisit cairan antara 5 – 10% dari berat badan
• Nadi lebih dari 90x / menit
• Nadi lemah
• Sangat haus

Dehidrasi berat
• Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
• Hipotensi
• Mata cekung
• Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
• Kejang – kejang

Penanganan
1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2. mengganti elektrolit yang lemah
3. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4. Memberantas penyebabnya
5. Rutinlah minum jangan tunggu haus

3. ASMA Yaitu penyempitan / gangguan saluran pernafasan.
Gejala
• Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
• Canned be heard the voice of the additional breath (Kalengan menjadi terdengar suara dari nafas tambahan)
• Otot Bantu nafas terlihat menonjol ( dileher )
• Irama nafas tidak teratur
• Terjadinya perubahan warna kulit ( merah / pucat / kebiruan / sianosis )
• Kesadaran menurun ( gelisah / meracau )

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3. Posisikan ½ duduk
4. Atur nafas
5. Beri oksigen ( bantu ) bila diperlukan

4. PUSING / VERTIGO / NYERI KEPALA Yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala
• Kepala terasa nyeri / berdenyut
• Kehilangan keseimbangan tubuh
• Lemas

Penanganan
1. Istirahatkan korban
2. Beri minuman hangat
3. beri obat bila perlu
4. Tangani sesuai penyebab

5. MAAG / MUAL Yaitu gangguan lambung / saluran pencernaan.
Gejala
• Perut terasa nyeri / mual
• Berkeringat dingin
• Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2. Beri minuman hangat ( teh / kopi )
3. Jangan beri makan terlalu cepat

6. LEMAH JANTUNG Yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
• Nyeri di dada
• Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
• Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
• Denyut nadi tak teraba / lemah
• Gangguan nafas
. Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
• Kepala terasa ringan
• Lemas
• Kulit berubah pucat / kebiruan
• Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi ½ duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan / minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian ( harus ada orang lain didekatnya )

7. HISTERIA
Yaitu sikap berlebih – lebihan yang dibuat – buat ( berteriak, berguling – guling ) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
• Seolah – olah hilang kesadaran
• Sikapnya berlebihan ( meraung – raung, berguling – guling di tanah )
• Tidak dapat bergerak / berjalan tanpa sebab yang jelas 
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi

8. MIMISAN Yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim ( terlalu panas / terlalu dingin )/ kelelahan / benturan.
Gejala
• Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
• Kadang disertai pusing
Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk / nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5 / 10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

9. KRAM Yaitu otot yang mengejang / kontraksi berlebihan.
Gejala
• Nyeri pada otot
• Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

9. MEMAR Yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
• Warna kebiruan / merah pada kulit
• Nyeri jika di tekan
• Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka

10. KESELEO Yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
• Bengkak
• Nyeri bila tekan
• Kebiruan / merah pada derah luka
• Sendi terkunci
• Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es / dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka

11. LUKA Yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba – tiba karena kekerasan / injury.
Gejala
• Terbukanya kulit
• Pendarahan
• Rasa nyeri
Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic ( alcohol / boorwater )
2. Tutup luka dengan kasa steril / plester
3. Balut tekan ( jika pendarahannya besar )
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
o Keluarkan tanpa menyinggung luka
o Kasa / balut steril ( jangan dengan kapas atau kain berbulu )
o Evakuasi korban ke pusat kesehatan
Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

12. PENDARAHAN  Yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara:
1. Tenaga / mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
2. Fisika:
• Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
• Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
3. Kimia: Obat – obatan
4. Biokimia: vitamin K
5. Elektrik: diahermik


13. PATAH TULANG / FRAKTUR Yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian.
Gejala
• Perubahan bentuk
• Nyeri bila ditekan dan kaku
• Bengkak
• Terdengar / terasa ( korban ) derikan tulang yang retak/patah
• Ada memar ( jika tertutup )
• Terjadi pendarahan ( jika terbuka )
Jenisnya
• Terbuka ( terlihat jaringan luka )
• Tertutup
Penanganan
Tenangkan korban jika sadar.
Untuk patah tulang tertutup
1 Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa digerakan/diangkat)
Sensasi ( respon nyeri )
Sirkulasi ( peredaran darah )
2. Ukur bidai disisi yang sehat
3. Pasang kain pengikat bidai melalui sela – sela tubuh bawah
4. Pasang bantalan didaerah patah tulang
5. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
6. Ikat bidai
7. Periksa GSS
Untuk patah tulang terbuka
1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan ikatan V
4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergeseran tulang yang patah
2. memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3. mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan

1). Fraktur humerus (patah tulang lengan atas).
Pertolongan :
Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menghadap ke dalam.
Pasang bidai dari siku sampai ke atas bahu.
Ikat pada daerah di atas dan di bawah tulang yang patah.
Lengan bawah digendong.
Jika siku juga patah dan tangan tak dapat dilipat, pasang spalk ke lengan bawah dan biarkan tangan tergantung tidak usah digendong.
Bawa korban ke rumah sakit.

Gambar Pemasangan bidai pada fraktur humerus, atas : hanya fraktur humerus, siku bisa dilipat, bawah : siku tidak bisa dilipat, juga fraktur antebrachii

2). Fraktur Antebrachii (patah tulang lengan bawah).
Pertolongan:
Letakkan tangan pada dada.
Pasang bidai dari siku sampai punggung tangan.
Ikat pada daerah di atas dan di bawah tulang yang patah.
Lengan digendong.
Bawa korban ke rumah sakit.

Gambar Pemasangan bidai pada fraktur antebrachii

Gambar Pemasangan sling untuk menggendong lengan yang cedera

3). Fraktur clavicula (patah tulang selangka).
a) Tanda-tanda patah tulang selangka :
Korban tidak dapat mengangkat tangan sampai ke atas bahu.
Nyeri tekan daerah yang patah.
b) Pertolongan :
Dipasang ransel verban.
Bagian yang patah diberi alas lebih dahulu.
Pembalut dipasang dari pundak kiri disilangkan melalui punggung ke ketiak kanan.
Dari ketiak kanan ke depan dan atas pundak kanan, dari pundak kanan disilangkan ke ketiak kiri, lalu ke pundak kanan,akhirnya diberi peniti/ diikat.
Bawa korban ke rumah sakit.


Gambar Kanan atau kiri : Ransel perban

4). Fraktur Femur (patah tulang paha).
Pertolongan :

Gambar Pemasangan bidai pada fraktur femur

Pasang 2 bidai dari :
Ketiak sampai sedikit melewati mata kaki.
Lipat paha sampai sedikit melewati mata kaki.
Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah.
Bila perlu ikat kedua kaki di atas lutut dengan pembalut untuk mengurangi pergerakan.
Bawa korban ke rumah sakit.

5). Fraktur Cruris (patah tulang tungkai bawah). Pertolongan :
Pasang 2 bidai sebelah dalam dan sebelah luar tungkai kaki yang patah.
Di antara bidai dan tungkai beri kapas atau kain sebagai alas.
Bidai dipasang di antara mata kaki sampai beberapa cm di atas lutut.
Bawa korban ke rumah sakit.

Gambar Pemasangan bidai pada fraktur cruris


14. LUKA BAKAR  Yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda – benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik, atau zat – zat yang bersifat membakar )
Penanganan
1. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2. Perhatikan keadaan umum penderita
3. Pendinginan
• Membuka pakaian penderita / korban
• Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air

Tindak lanjut
1. Mencegah infeksi
Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
Penderita dikerudungi kain putih
Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
2. Pemberian sedative / morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
3. Bila luka bakar luas penderita dikuasakan
4. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24 – 48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
5. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.

15. HIPOTERMIA Yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin.
Gejala
• Menggigil / gemetar
• Perasaan melayang
• Nafas cepat, nadi lambat
• Pandangan terganggu
• Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan
1. Bawa korban ketempat hangat
2. Jaga jalan nafas tetap lancar
3. Beri minuman hangat dan selimut
4. Jaga agar tetap sadar
5. Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak ( jika masih kedinginan )

16. KERACUNAN MAKANAN DAN MINUMAN
Gejala
• Mual, muntah
• Keringat dingin
• Wajah pucat / kebiruan

Penanganan:
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

17. SERANGAN HEWAN BUAS ATAU BERACUN
Luka Gigitan Hewan Buas
Tindakan P3K: 
1. Bersihkan luka dengan air yang mengalir deras. 
2. Virus/Bakteri akan larut dan dibuang oleh air yang mengalir. 
3. Tutup luka dengan kain kasa steril, berikan antiseptik dan balut.
4. Bawa segera ke rumah sakit.
Luka Gigitan Ular Berbisa
Ciri – ciri:
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah.
Ular berbisa umumnya kepalanya berbentuk segitiga, dan dari bekas gigitan gigi ular bisa dibedakan seperti gambar berikut:  

Tindakan P3K: 
Baringkan korban dengan bagian luka lebih rendah dari posisi jantung 
1. Tenangkan penderita (kalau gelisah akan mempercepat aliran darah yang  membawa bisa ular ke organ lainnya) 
2. Pasang Torniquet ½ ketat (denyut nadi dibawah luka masih teraba). Khusus ular Kobra ikatan harus ketat 
3. Bila gigitan terjadi tidak lewat dari 30 menit yang lalu, usahakan keluarkan darah sekitar bekas taring dengan mengiris silang sepanjang 1, 5 cm. Diisap  dengan mulut asalkan tidak ada luka di mulut. 
4. Upayakan menangkap ularnya .

Luka Gigitan Lintah dan Pacet

Ciri – ciri:
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan:
1.    Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2.    Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya

Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.

Perhatian :
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.